Anda mulai menyadari Si Kecil suka sekali mengekspresikan emosinya dengan marah, kesal, berteriak, bahkan tak jarang melempar barang disekitarnya.
Sejalan dengan pertumbuhan, kebutuhan emosi Si Kecil pun kian beragam seperti marah, kesal, sedih, senang, kecewa dll. Menurut Yale Medicine Child Study Center, balita memang suka merespons amarah dan frutrasi dengan tantrum, bahkan mereka bisa mengalami 4 sampai 9 tantrum per minggu. Apa yang menyebabkan Si Kecil suka marah? Yuk simak!
Suka Dilarang-larang
Semakin bertambahnya usia, semakin banyak juga yang ingin dieksplor Si Kecil. Tentu sebagai orangtua selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Namun, untuk kebaikan mereka tidak semua yang diinginkan Si kecil dapat orangtua penuhi. Oleh sebab itu, Moms memberikan mereka aturan-aturan yang harus dipatuhi. Nah, itulah sebabnya anak suka marah-marah ketika dilarang melakukan atau meminta sesuatu yang mereka inginkan.
Pengaruh Gadget
Tidak hanya memberikan pengaruh positif saja, gadget juga dapat memberikan pengaruh negative untuk anak. Penggunaan yang berlebihan dapat memberikan dampak Kesehatan fisik maupun mental anak.
Termasuk membuat Si Kecil mudah marah. Hal ini bisa dipengaruhi oleh tontonan yang kurang tepat, tayangan atau video game yang mengandung unsur kekerasan dll. Untuk itu penting sekali adanya pengawasan dan juga screen time pada Si Kecil saat mengakses gadget.
Perubahan Mood
Diusianya yang masih kecil, perkembangan emosional mereka sedang berkembang. Perkembangan emosional anak meliputi bagaimana cara mereka berinteraksi serta mampu mengenal dan mengendalikan perasaan yang mereka rasakanm seperti senang, sedih, marah dan kecewa.
Dari tertawa, dalam sekejap bisa berubah jadi marah-marah. Begitulah anak, suasana hatinya memang mudah berubah-ubah walau tanpa alasan yang jelas. Jangan sebal dulu melihat anak seperti ini, karena anak memang belum mampu mengendalikan emosi, perasaan, dan cara yang tepat untuk meredam amarahnya
Suasana hati atau mood anak bisa dengan mudah berubah menjadi marah-marah, padahal sebenarnya ia hanya merasa kesepian, takut, atau gelisah. Untuk mengatasi masalah ini, Moms perlu lebih banyak menghabiskan waktu berdua anak untuk memahami apa yang membuat anak marah dan apa yang membantu mengembalikan mood anak agar ceria lagi.
Kurang Dimengerti
Ketika balita tidak bisa seketika mendapatkan apa yang ia inginkan, ia akan merasa dunianya akan berakhir. Walau anak di atas 2 tahun sudah mulai berkembang kemampuan berbahasanya, kemampuannya untuk berkomunikasi masih terbatas. Terkadang ia sering marah ketika orang lain tidak mengerti pesan yang ia sampaikan, terlebih jika orang tersebut justru mengolok-olok cara berbicaranya yang masih banyak salah.
Meniru Orang Lain
Anak ada peniru ulung! Maka hati-hati dengan sikap Anda, jangan sampai justru sikap buruk yang ditiru anak. Nah, begitu juga dengan sikap anak yang suka marah-marah, bisa jadi ia mengikuti cara orang dewasa di sekitarnya bersikap.
Jika anak sering melihat orang marah-marah hanya karena hal sepele, maka ia bisa menganggap hal itu wajar dan pantas dilakukan. Jadi jangan heran ya, kalau anak suka marah-marah tanpa alasan jelas jika ada orang lain yang sering seperti itu juga.